Bahwasanya diantara istri nabi-pun ada yang bekerja keras – bukan untuk hidup berwewah-mewah – tetapi untuk bisa banyak-banyak bersedekah, inilah yang bisa ditiru banyak wanita sekarang. Apa sebenarnya pekerjaan Zainab hingga dia bisa menjadi istri yang ‘paling panjang – tangannya’ tersebut?
Saya baru menyadari tingginya penghasilan Zainab sehingga bisa banyak-banyak sedekah setelah beberapa pekan ini berusaha kembali menghadirkan Qirbah ketengah umat. Lantas apa hubungannya? dalam sejumlah riwayat diceritakan pekerjaan Zainab salah satunya terkait dengan kerajinan kulit, dia bisa menyamak kulit dan membuat/menjahit baju atau peralatan dari kulit.
Prinsip dasar hubungan antara pekerjaan dan penghasilan adalah – bila pekerjaan Anda menghasilkan karya bernilai tinggi – maka umumnya pekerjaan tersebut akan bisa memberikan penghasilan yang tinggi pula. Misalnya Anda menjahit baju yang dijual Rp 60,000/baju , tentu Anda akan memiliki penghasilan yang berbeda dengan designer pakaian yang menjual Rp 6,000,000 per baju-nya.
Produk berbasis kulit dari dahulu hingga sekarang adalah produk-produk yang bernilai tinggi, umumnya bisa digunakan seumur hidup – sehingga orang rela membayarnya dengan harga yang mahal. Maka pilihan Zainab menekuni pekerjaan yang terkait dengan kulit sangat bisa dipahami, bahwa dengan waktu yang tidak banyak-pun bisa memberikan banyak penghasilan – yang dengannya kemudian dia bisa banyak-banyak bersedekah.
Pekerjaan yang terkait dengan penanganan kulit seperti yang dilakukan oleh Zainab tersebut kini terbuka sangat lebar bagi wanita-wanita negeri ini, seiring dengan rencana kita untuk menghadirkan kembali Qirbah ketengah umat. Dan pekerjaan ini bisa dilakukan wanita – bahkan kemungkinan akan lebih baik – karena ketelitian dan kerapiannya, dan berpotensi memberikan penghasilan yang memadai.
Bayangkan Zainab bisa menyamak kulit di jaman itu, pastinya teknologinya sederhana dan bahan-bahan yang dipakai-pun yang mudah didapat saat itu. Kalau saja ada wanita-wanita kita sekarang mau belajar penyamakan kulit secara alami, harusnya lebih mudah untuk bisa dilakukan dengan teknologi dan akses bahan di jaman ini.
Ada margin besar dari kulit sapi segar dari hewan yang baru dipotong sampai dia selesai disamak secara nabati yang harganya visa sama dengan harga seekor anak sapi sendiri. Siapa yang bisa mengolah dan mengelolanya secara efektif, ini akan menjadi peluang yang menarik.
Kalau toh menyamak kulit meskipun sudah dilakukan Zainab 1400 tahun lalu masih dipandang terlalu berat bagi sebagian wanita jaman ini, bagaimana kalau menjahit kulitnya saja ? Inipun masih bisa memberikan potensi penghasilan tinggi bagi para wanita kini.
Qirbah yang insyaAllah akan kami hadirkan produknya dalam waktu dekat, range produksinya akan terdiri dari kelas C (Clasic), G (Gold) dan P (Platinum atau Premium). Yang klasik adalah yang produksi massal, dijahit dengan mesin – yang ini sudah ada team kami yang siap memproduksinya. Harganya masih dihitung tetapi tidak akan jauh berbeda dengan kalau Anda membeli sepatu atau tas kulit sekarang – di kisaran harga beberapa ratus ribu Rupiah.
Yang versi G dan P adalah produk kerajinan tangan yang bernilai tinggi, nilainya bisa dalam kisaran satu sampai beberapa Dinar. Tentu komponen termahal adalah untuk membeli bahan baku kulit dengan kwalitas terbaiknya, tetapi bagi para perajin yang bisa atau mau belajar untuk menjahit kulit dengan standar kwalitas yang tinggi – maka masih cukup ruang untuk diberikan juga penghasilan yang baik atas ketrampilannya menjahit kulit secara presisi tersebut.
Inilah satu kebaikan yang berbuah kebaikan berikutnya. Awalnya kami hanya ingin menghadirkan Qirbah untuk umat jaman ini, dalam perjalanannya ternyata begitu banyak kesempatan kerja baru terbuka –utamanya untuk para wanita yang ingin lebih produktif seperti yang dilakukan oleh salah satu istri Nabi tersebut di atas.
Industri kulit ini adalah industri yang tidak pernah pudar sepanjang jaman, bahkan Al-Qur’an-pun mengindikasikan penggunaan kulit yang lebih luas dari sekarang – seperti untuk rumah dlsb. Bersamaan dengan manusia semakin maju, semakin makmur – mereka juga makan daging semakin banyak. Ketika manusia makan daging semakin banyak, otomatis produksi kulit juga semakin banyak – maka disinilah peluang yang luas terbuka – terkait dengan ketrampilan yang sekilas nampak kuno tetapi sangat menjanjikan ini. InsyaAllah.(Qirbah)
EmoticonEmoticon